CORAK PEMIKIRAN IMAM ABU HANIFAH DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM NIKAH TANPA WALI
Main Article Content
Abstract
Ro’yu atau nalar dalam proses ijtihad hukum Islam adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Abu hanifah atau madzhab Hanafi yang termasuk mazhab paling senior dalam pemikiran ijtihad ahlussunnah wal jama’ah adalah dikenal sebagai golongan yang sering menggunakan nalar atau ro’yu dalam berijtihad. Diantara ijtihad yang dihasilnya oleh madzhab Hanafi dalam bidang hukum keluarga Islam adalah bolehnya menikah wali bagi si wanita. Fenomena ini ternyata tidak terlepas dari pengaruh sosio kultur yang dialami oleh Abu hanifah dan pengikutnya. Sehingga hal ini juga memiliki pengaruh sigifikan pada diskursus pemikiran hukum keluarga, Tujuan penelitian ini hendak mencari informasi terkait corak pemikiran ijtihad Abu hanifah dan madzhab Hanafi terkait bidang hukum keluarga Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan yang memfokuskan pada objek kajian pada buku-buku dan literature yang ada. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analisis dengan memberikan gambaran dan menganalisa corak pemikiran madzhab Hanafi dampaknya terhadap bolehnya pernikahan tanpa wali Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa corak pemikiran suatu madzhab sedikit atau banyak sangat dipengaruhi oleh sosi kultur tumbuh dan berkembangnya madzhab tersebut, sehingga juga mempengaruhi hasil ijtihad yang ada. Sekaligus juga menguatkan paradigma bahwasanya hasil ijtihad hukum Islam tidak bisa mengikat selama masih dalam ranah ikhtilaf para ahli fiqh.
Downloads
Article Details
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles. Authors are allowed to use their articles for any legal purposes deemed necessary without written permission from the journal with an acknowledgment of initial publication to this journal.
References
Addzahabi Muhammad bin Ahmad bin Utsman. (n.d.). Manâqib al-Imâm Abî Hanîfah. Lajnah Ihya Al-Ma’arif Al-Nu’maniyyah.
Al-Baklabakki, M. (1992). Mu’jam A’lam Al-Maurid. Dar Al-Ilmi Li Al-Malayin.
Bakr, A.-K. A.-B. A. bin A. A. (n.d.). Târîkhu Baghdâd. Dar Al-Kutub al-Ilmiyah.
Fakhrudin Al-Rozi. (n.d.). Mafâtih al-Ghoib. Dar Ihya al-Turots al-Arobi.
Ghawji, W. S. (1993). Abu Hanifah Imamu Al-Aimmah Al-Fuqaha. Dar Al-Qalam.
Hasan, M. A. (2000). perbandingan mazhab fiqh. PT. Raja Grafindo Persada.
Ibn Rusyd. (1995). Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid. Dar Al-Fikr.
Ramulyo, M. I. (1996). Hukum Perkawinan Islam. Bumi Aksara.
Tulab, T. (2017). Tinjauan Status Wali dalam Perkawinan Berdasar Pendekatan Feminis. Ulul Albab: Jurnal Studi Dan Penelitian Hukum Islam, 1(1), 152. https://doi.org/10.30659/jua.v1i1.2223
Wahbah Az-Zuhaili. (2009). al-Fiqhu al-Islamy wa Adillatuhu. Dar Al-Fikr.
Zuhroh, M. A. (1948). Abu Hanifah hayatuhu wa ashruhu_ârôuhu wa fiqhuhu. Dar al-Fikr al Arabi.