SUBSTANSI DAN RELEVANSI DARI STATUS POLIGAMI DALAM BERBAGAI PERUNDANG-UNDANGAN HUKUM KELUARGA ISLAM KONTEMPORER ANALISIS STRUKTURAL FUNGSIONAL

Main Article Content

Nasta'in Nasta'in

Abstract

Poligami terjadi akibat dari kepentingan-kepentingan tertentu, yang mana laki-laki merasa kurang puas apabila hanya memiliki seorang istri. Hal itu juga didorong karena situasi lain. Kemudian terjadi hal baru yang muncul akibat terjadinya poligami. Tulisan ini merupakan hasil penelitian terhadap substansi dan relevansi dari status poligami dalam berbagai Perundang-undangan hukum keluarga Islam kontemporer atas kasus yang ada dalam masyarakat. Tulisan ini menggunakan pendekatan sosiologis, Poligami termasuk perkawinan yang sah, meskipun menuai berbagai syarat-syarat yang harus terpenuhi. Fungsi dari peraturan terkait poligamidalamundang-undangperkawinanadalah untuk melindungi kepentingan bagi yang melakukannya, baik laki-laki maupun perempuan dalam perkawinan poligami. Adapun status peraturan poligami di negara-negara muslim kontemporeradatiga. Pertama, boleh mutlak, karena didasari oleh pemahamannashsyari’ahsecara leterlek; kedua, boleh bersyarat, sepertiperaturan poligami yang ada di Indonesia; dan yang terakhiryaitudilarang mutlak apabila di dalamnya terdapat banyak kemadharatan. Selain itu relevansi dari poligami menjadi flexibel apabila terdapat suatu kesepakatan antara para pihak.


 

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Nasta’in, N. (2022). SUBSTANSI DAN RELEVANSI DARI STATUS POLIGAMI DALAM BERBAGAI PERUNDANG-UNDANGAN HUKUM KELUARGA ISLAM KONTEMPORER ANALISIS STRUKTURAL FUNGSIONAL. ADHKI: JOURNAL OF ISLAMIC FAMILY LAW, 3(2), 63–78. https://doi.org/10.37876/adhki.v3i2.79
Section
Articles

References

A. (n.d.). Wawancara dengan ibu A.

Al-Bukhari, A. A. M. bin I. (n.d.). al-Jami’ al-Shahih. Dar al-Fikr.

al-Ghazi, I. Q. (n.d.). Fath al-Qarib al-Mujib. al-Maktabah al-Dyamilah.

Al-Jawi, N. (n.d.). Marah Labidz. Dar al-Ihya al-Kutub al-‘Arabiyyah.

Al-Qurtubi. (1995). Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an. Dar Al-Hadits.

Al-Razi, F. al-D. (1995). Al-Tafsir al-Kabir. Dar Al-Fikr.

Al-Thabari, Ibn Jarir. (1999). Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an. Dar al-Kutub al-’ilmiyah.

Al-Thabari, Ibnu Jarir. (n.d.). Jami’ Al-Bayan.

Amri, M. S., & Tulab, T. (2018). Tauhid: Prinsip Keluarga Dalam Islam. In Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam (Vol. 1, Issue 2).

Ardhian, R. F., Anugrah, S., & Setyawan, B. (2015). Poligami dalam hukum islam dan hukum positif indonesia serta urgensi pemberian izin poligam di pengadilan agama. Privat Law, 3(2), 100–107. file:///C:/Users/Klinikcomp/Downloads/Documents/164461-ID-poligami-dalam-hukum-islam-dan-hukum-pos.pdf

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Rineka Cipta.

Baidan, N. (1999). Tafsir bi-al-Ra’yi: Upaya Penggalian Konsep Wanita dalam Al-Qur’an. Pustaka Pelajar.

Baidhowi, A. (2012). Hukum Poligami dalam Perspektif Ulama Fiqh. Muwazah, 4(1).

Basyir, A. A. (1999). Hukum Perkawinan Islam. UII Press.

Darajat, F. (2020). Status Poligami Dalam Perundang-Undangan Konvensional Dan Kontemporer Dan Relevansinya Dengan Surat an-Nisa’ Ayat 3. Al-Manhaj: Journal of Indonesian Islamic Family Law, 2(1), 70. https://doi.org/10.19105/al-manhaj.v2i1.3113

Departemen Agama. (2007). Al-qur’an dan Terjemahannya. Sigma.

Departemen Agama RI. (n.d.). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan. Departrmrn Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Dan Penyelenggaraan Haji Proyek Peningkatan Sarana Kegiatan Keagamaan Islam Zakat Dan Wakaf.

Dikson T. Yasin. (2018). menelisik Pesan Sosial Poligami dalam KHI. Al-Hikmayah, 2(1). http://www.journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ah/article/view/581/460

Djaelani, A. Q. (1995). Keluarga Sakinah. Bina Ilmu.

Dyah Ochtarina Susanti. (2018). Perjanjian Kawin Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Pasangan Suami Istri (Perspektif Maqashid Syari’ah). Ulul Albab: Jurnal Studi Dan Penelitian Hukum Islam, 1(2), 4–5.

Elimartati. (2011). Ayat-Ayat tentang Poligami. Juris, X(1).

Fajar, M., & Achmad, Y. (2019). Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Pustaka Pelajar.

Haidar, A., & Arief, Y. (2021). KOMPARASI PENDAPAT SAYYID SABIQ TENTANG POLIGAMI DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 PRINSIP MAQASHID SYARIAH. ADHKI: Journal of Islamic Family Law, 3(2). https://doi.org/https://doi.org/10.37876/adhki.v3i2.76

Hariyanti. (2008). konsep Poligami dalam Hukum Islam. Risalah Hukum, 4(2).

Hasan, S., & Zuhriah, E. Z. (2020). REFORMASI GAYA BERUMAH TANGGA MELALUI MODEL KELUARGA SAKINAH DALAM MENCEGAH PERCERAIAN (Studi di Kelurahan Candirenggo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang). ADHKI: Journal of Islamic Family Law, 1(2), 93–110. https://doi.org/10.37876/adhki.v1i2.21

Hidayatullah, K. (2017). Mazhab Ulama Dalam Memahami Maqashid Syari'Ah. Ulul Albab: Jurnal Studi Dan Penelitian Hukum Islam, 1(1), 1. https://doi.org/10.30659/jua.v1i1.1971

Hikmah, S. (2012). Fakta Poligami Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 7(2), 1. https://doi.org/10.21580/sa.v7i2.646

Ibnu Katsir. (1999). Tafsir al-Qur’an al’Adzim. Dar al-Fikr.

Ibnu Katsir. (2000). Tafsir Ibnu Katsir terjemah Bahrun Abu Bakar Abwar Abu Bakar. Sinar Baru Algesindo.

Jalal al-Din al-Suyuthi. (n.d.). Al-Dur al-Mantsur fi al-Tafsir al-Ma’tsur.

Kriyantoro, R. (2006). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Kencana.

Mahmood, T. (1972). Family Law Reformin The Muslim World. The Indian Law Institute.

Makrum. (2016). Poligami dalam Perspektif al-Qur’an. Maghza, 1(2).

Muzar, A. (2003). Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern. Ciputat Press.

Nasution, K. (1996). Riba dan Poligami. Academia.

Nasution, K. (2019). DASAR WAJIB MEMATUHI UNDANG-UNDANG PERKAWINAN (UUP): STUDI PEMIKIRAN MUHAMMAD ‘ABDUH. ADHKI: Journal of Islamic Family Law, 1(1). https://doi.org/https://doi.org/10.37876/adhki.v1i1.8

Nizar, M. C., & Shidiq, G. (2020). PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN DINI DI KABUPATEN SEMARANG. ADHKI: Journal of Islamic Family Law, 1(2). https://doi.org/https://doi.org/10.37876/adhki.v1i2.6

Nurnazli. (2019). Penguatan Regulasi dalam pencegahan dan penanggulangan perkawinan anak. ADHKI: Journal of Islamic Family Law, 1(1), 75–87. https://doi.org/https://doi.org/10.37876/adhki.v1i1.4

Rafiqah, L. (2018). Pendekatan Struktural Fungsional terhadap Hukum Islam di Indonesia. Al-Himayah, 2(2), 212.

Penjelasan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, Pub. L. No. 1974 (1974).

Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan, Pub. L. No. 1974 (1974).

Saebani, B. A., & Abdullah, B. (2013). Perkawinan dan Perceraian Keluarga Muslim. Pustaka Setia.

Sidi, P. (2014). Krisis Karakter Dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 2(1).

Sunaryo, A. (2010). Poligami di Indonesia (sebuah analisis normatif-sosiologis). Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 5(1), 143–167. http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/yinyang/article/view/265

Trigiyatno, A. (2011). Perempuan dan Poligami di Indonesia. 3(1), 334–341.

Tuwi. (n.d.). Wawancara dengan ibu Tuwi.

Wahbah al-Zuhailly. (1985). al-Fiqh al-Islam wa Adzillatuhu. Dar al-Fiqr.

Wartini, A. (2013). Poligami: Dari Fiqh Hingga Perundang-Undangan. HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, 10(2), 237. https://doi.org/10.24239/jsi.v10i2.29.237-268

www.kompasiana.com. (n.d.). Www.Kompasiana.Com.

Zuhrah, F. (2017). Problematika hukum poligami di indonesia. Al-Usrah, 5(1), 30.